Sajak Cinta Sang Durjana, merupakan sebuah karya hasil garapan Rachmad Azazi Rochmantoro. Menceritakan tentang seorang pria bernama Normantoro, yang pikirannya berkecamuk karena berbagai masalah yang dihadapinya. Ia adalah seorang mantan narapidana, dan dikucilkan oleh masyarakat, tak terkecuali keluarga dan orang yang paling dicintai olehnya, Marwiyah.
Meninggalnya sang Ibu tercinta,jatuhnya pujaan hati ke tangan lelaki lain,dan kasus pembunuhan dan perampokan yang membuatnya mendekam di balik jeruji besi. Kini ia sudah keluar dari tempat mengerikan bernama "penjara". Namun, itu hanya berupa raganya saja.
Pikirannya seakan masih "dipenjarakan" oleh masalah-masalah yang menghantuinya. Di bawah pohon tua, ia mencoba untuk terlelap. Mencoba untuk lari dan melupakan masalah-masalah yang telah dialaminya.
Namun di alam mimpi pun, imajinasinya seakan menciptakan sosok-sosok yang mencoba untuk menyerang jiwa nya yang sedang stress tingkat tinggi itu.
Sebut saja Sanusi, pria berperawakan tinggi dan kurus dengan nada bicara yang aneh. Sanusi seakan menertawakan dan mengejek Normantoro akan kemirisan hidupnya.
Datang pula sesosok nenek tua bijaksana, yang menasehati akan pentingnya ibadah sholat dan berserah diri pada Allah S.W.T. akan segala masalah yang Ia hadapi.
Muncul pula tiga sosok anak kecil, yang seakan mengejek akan normantoro yang tidak bisa mendapatkan Marwiyah di dalam dekapannya, Munculnya sosok almarhum sang Ibu, yang terus menyemangati nya untuk tetap hidup.
Normantoro yang sangat merindukan sosok Ibunya hanya bisa menangis, menangisi sang Ibu yang sudah tidak bisa memberikan cintanya lagi padanya. Nasehat sang Ibu menusuk ke dalam relung hati Normantoro, bahwa kecintaan Ibu kepada anaknya tidak akan terpisah hanya karena kematian. Cinta akan terus ada jika tetap dikenang dan diingat untuk selamanya.
Muncul nya sosok Marwiyah ke dalam imajinasinya, membuat dirinya seakan lemah dan tak berdaya dibuatnya. Menangisi kenyataan bahwa kekasih hatinya jatuh ke pelukan orang lain dan hidup bahagia bukan bersama dengannya.
Pohon tua nan rapuh itu menjadi saksi. Betapa imajinasi dalam pikiran Normantoro akan dapat mengubahnya. Akan menjadi orang seperti apa Ia nantinya.
Komentar
Posting Komentar